Salah satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi seorang hamba ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia cinta kepada ilmu, mencintai ilmu agama, sebab ketika seorang telah mempelajari ilmu agama tersebut kemudian masuk ke dalamnya, maka dia tidak akan kenyang. Oleh karena itu nabi menjelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, ada 2 orang yang tidak pernah kenyang, orang yang rakus tidak akan kenyang selama lamanya, orang yang rakus mencari ilmu dan orang yang rakus mencari dunia, dua perkara ini sama sekali tidak akan kenyang selama lamanya.
Maka rakus kepada dunia adalah yang tercela, adapun yang terpuji adalah orang yang mencari ilmu, dari sumber ilmu seperti kitab Al Quran atau hadis. Oleh karena itu, kita harus melihat diri kita, apakah kita termasuk bagian dari orang yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Siapa yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala maka Allah pahamkan tentang agama ini. Dia terus belajar dan belajar tapi tidak pernah puas, ketika dia tidak puas dan terus belajar maka akan ada kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di samping mempelajarinya dia juga mengamalkannya, karena buah dari ilmu adalah beramal dan kita mempraktikkan ilmu yang dipunya.
Jika haus akan dunia, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, tidak ada yang bisa memenuhi mulut anak adam kecuali masuk ke liang lahat. Adapun ilmu adalah sebaik baik bekal menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala, terutama ilmu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam yang dibawakan oleh Allah dalam kitabnya dan disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam dalam hadisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, apabila kalian pegang teguh keduanya maka kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu Al Quran dan sunah Nabi
Maka rakus kepada dunia adalah yang tercela, adapun yang terpuji adalah orang yang mencari ilmu, dari sumber ilmu seperti kitab Al Quran atau hadis. Oleh karena itu, kita harus melihat diri kita, apakah kita termasuk bagian dari orang yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Siapa yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala maka Allah pahamkan tentang agama ini. Dia terus belajar dan belajar tapi tidak pernah puas, ketika dia tidak puas dan terus belajar maka akan ada kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di samping mempelajarinya dia juga mengamalkannya, karena buah dari ilmu adalah beramal dan kita mempraktikkan ilmu yang dipunya.
Jika haus akan dunia, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, tidak ada yang bisa memenuhi mulut anak adam kecuali masuk ke liang lahat. Adapun ilmu adalah sebaik baik bekal menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala, terutama ilmu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam yang dibawakan oleh Allah dalam kitabnya dan disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam dalam hadisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, apabila kalian pegang teguh keduanya maka kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu Al Quran dan sunah Nabi
Para ulama berkata: Cinta dunia itu pangkal segala kesalahan dan pasti merusak agama ditinjau dari berbagai sisi:
- Mencintai dunia akan mengakibatkan mengagungkannya, padahal di sisi Allah Ta’ala dunia sangat remeh. Adalah suatu dosa terbesar mengagungkan sesuatu yang dianggap remeh.
- Allah Ta’ala telah melaknat, memurkai dan membenci dunia, kecuali yang ditunjukan kepada-Nya.
- Orang yang cinta dunia pasti menjadikan tujuan akhir dari segalanya. Ia pun berusaha semampunya akan mendapatkannya.
- Mencintai dunia akan menghalangi seorang hamba dari aktivitas yang bermanfaat untuk kehidupan di akherat. Ia akan sibuk dengan apa yang dicintainya.
- Mencintai dunia menjadikan dunia sebagai harapan terbesar seorang hamba.
- Pecinta dunia adalah manuia dengan adzab yang paling berat. Mereka disiksa di tiga negeri, di dunia, di barzakh dan di akherat.
- Orang yang rindu dan cinta kepada dunia sehingga ia mengutamakannya dari pada akherat adalah amakhluk yang paling bodoh, dungu dan tidak berakal
Untuk mengobati penyakit tamak dari hati seseorang, Ibnu Qudamah dalam kitab Mukhtashar al-Qashidin mengungkapkan bahwa obat ini terdiri dari tiga unsur:sabar, ilmu, dan amal. Secara keseluruhan terangkum dalam hal-hal berikut ini:
- Ekonomis dalam kehidupan dan arif dalam membelanjakan harta.
- Jika seseorang bisa mendapatkan kebutuhan yang mencukupinya, maka dia tidak perlu gusar memikirkan masa depan, dan harus merasa yakin bahwa dia pasti akan mendapatkan rezeki dari Allah.
- Hendaknya mengetahui bahwa qana`ah itu adalah kemuliaan karena sudah merasa tercukupi, dan dalam kerakusan dan tamak itu ada kehinaan.
- Membandingkan antara kehidupan Yahudi dan Nasrani yang tenggelam dalam kenikmatan dengan kehidupan para nabi dan orang shalih. Siapakah di antara mereka yang mulia di sisi Allah Ta’ala.
- Dia harus mengerti bahwa menumpuk harta itu bisa menimbulkan dampak yang kurang baik
Sekian artikel tentang Manusia Yang Tidak Pernah Kenyang dan Puas, semoga bermanfaat.